Jumat, 11 September 2015
doc.matas.426.KAJIAN KITAB AL-HIKAM BAGIAN KE 40.( BAB SUKA DUKA ITU RAHMAT ALLAH. )
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
KAJIAN KITAB AL-HIKAM BAGIAN KE 40.
BAB SUKA DUKA ITU RAHMAT ALLAH.:
قال المصنف رحمه الله تعالی: بسطك كی لا يبقيك مع القبض وقبضك كی لا يتركك مع البسط وأخرجك عنهماكی لا تكون لشئ دونه. ٩٠
Allah melapangkan bagimu supaya engkau tidak selalu dalam kesempitan, dan Allah menyempitkan bagimu supaya engkau tidak hanyut dalam kelapangan, dan Allah melepaskan engkau dari keduanya, supaya engkau tidak bergantung kepada sesuatu selain Allah. 90)
Allah merubah-rubah keadaanmu dari sedih ke gembira, dari sakit ke sehat, dari kaya ke miskin, dari terang ke gelap, supaya mengerti bahwa engkau tidak bebas dari hukum ketentuanNya, supaya selalu engkau berdiri di atas landasan لاحول ولاقوةالاباللهtidak ada daya untuk mengelakkan sesuatu dan tidak ada kekuatan untuk melaksanakan sesuatu, kecuali dengan pertolongan Allah taala.
Firman Allah:لكيلاتأسواعلی ما فاتكم ولاتفرحوابماآتكم
Supaya kamu tidak sedih (menyesal) terhadap apa yg terlepas dari tanganmu, dan tidak gembira atas apa yg diberikan kepadamu.
قال المصنف رحمه الله تعالی: العارفون إذابسطواأخوف منهم إذاقبضواولايقف علی حدودالأدب فی البسط إلاقليل. ٩١
Orang aarif jika merasa lapang lebih kuatir (takut) dari pada jika berada dalam kesempitan dan tidak dapat tegak di batas-batas adab dalam keadaan lapang itu kecuali sesikit sekali.
Abu Bakar Assiddiq ra. berkata: kami diuji dengan kesukaran maja kami tahan sabar tetapi ketika diuji dengan kesenangan (kelapangan) hampir tidak sabar.Yusuf bin Husain Arrazi menulis surat kepada Al-junaid: Semoga Allah tidak memberi kepadamu rasa kelezatan hawa nafsu-mu sebab jika engkau merasakan kelezatannya maka tidak akan merasakan kebaikan untuk selamanya.
قال المصنف رحمه الله تعالی: البسط تأخذالنفس منه حظهابوجودالفرح والبقض لاحظ للنفس فيه. ٩٢Di dalam masa kelapangan hawa nafsu dapat mengambil bagiannya karena gembira sedang dalam masa sempit tidak ada bagian sama sekali untuk hawa nafsu.
karena itu manusia lebih aman dalam kesempitan karena hawa nafsu tidak dapat memperdaya.Abul-Hasan Assyadzily ra. berkata: Al-qabdhu wal basthu (risau hati dan riang hati) selalu silih berganti dalam perasaan tiap hamba, bagaikan silih berganti siang dan malam. Dan sebabnya qabdh (risau hati) itu salah satu dari tiga: karena dosa atau mehilangan dunia atau di hina orang. maka adab seirang hamba jika merasa berdosa harus segera bertaubat, dan jika kehilangan dunia harus rela dan menyerah kepada hukum Allah, dan bika di hina orang harus sabar.
Dan jagalah dirimu jangan sampai kamu merugikan dirimu dua kali, yakni dengan perbuatanmu sendiri dan hinaan orang lain. Dan apabila terjadi qabdh (ridau hati) itu tidak diketahui sebabnya maka harus tenang menyerah. insa Allah jika tenang menyerah tidak lama akan sirna masa gelap dan berganti dengan terang ada kalanya terang bintang yaitu ilmu atau sinar bulan yaitu tauhid atau matahari yaitu ma'rufat tetapi jika tidak tenang dimasa gelap (risau hati) mungkin akan terjerumus dalam kebinasaan.
Adapun dalam masa bashet (riang hati) maka sebabnya adalah satu dari tiga: karena bertambahnya kelakuan ibadah taat dan bertambahnya ilmu ma'rufat atau katena bertambahnya kekayaan atau kehormatan dan yg ketiga karena pujian dan sanjungan orang kepadanya.maka adab seorang hamba: jika merasa bertambah taat ibadahnya dan ilmu ma'rufatnya harus merasa bahwa itu semata-mata kurnia Tuhan dan berhati-hatilah jangan sampai merasa bahwa itu dari kerajinan sendiri.
Dan jika mendapat tambahan keduniaan maka ini pula yg harus dianggap bahwa itu semata-mata kurnia Allah dan harus waspda jangan sampai terkena bahayanya.Adapun jika berupa pujian sanjungan orang kepadamu maka kehambaanmu mengharuskan bersyukur kepada Allah yg telah menutupi kejelekkanmu sehingga orang-orang hanya mengenal kebaikanmu semara-mata. والله اعلم بالصواب. الفاتحة
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar