AnaLil-Mahbuby
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saya mao nanya.
Benarkah hukumx harom seseorang yg memanggil pasanganx dgnsebutan Abi n Umi..
Saya mohon jawabanx & klobsa d sertai dgn hadisx.
Saya mao nanya.
Benarkah hukumx harom seseorang yg memanggil pasanganx dgnsebutan Abi n Umi..
Saya mohon jawabanx & klobsa d sertai dgn hadisx.
Cukup sdh pertanyaan dr sya..
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Jawaban:
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMSetelahkitamusyawahbersama member MATAS dan para asatidz wal Asatidzah danDewanTahkimMatasmempunyai beberapa jawaban sebagai berikut, Diantaranya :
Dijawab oleh Al ustadz @ Ochan Dhakhochan
Wa'alaikum salam warohmatullohi
wabarokatuh
DalamHasyiyah Ar-Roudhul Murbi',
dijelaskan,bahwasanya kemakruhan
memanggilsuami dengan panggilan
"abi"dan memanggil istri dengan
panggilan"ummi' hukumnya makruh,
berdasarkanhadits riwayat Abu Dawud
berikut:
wabarokatuh
DalamHasyiyah Ar-Roudhul Murbi',
dijelaskan,bahwasanya kemakruhan
memanggilsuami dengan panggilan
"abi"dan memanggil istri dengan
panggilan"ummi' hukumnya makruh,
berdasarkanhadits riwayat Abu Dawud
berikut:
ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺎﻣْﺮَﺃَﺗِﻪِ : ﻳَﺎ ﺃُﺧَﻴَّﺔُ، ﻓَﻘَﺎﻝَﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : « ﺃُﺧْﺘُﻚَ ﻫِﻲَ؟ »، ﻓَﻜَﺮِﻩَ ﺫَﻟِﻚَ ﻭَﻧَﻬَﻰﻋَﻨْﻪُ
"Bahwaseorang lelaki berkata kepada
istrinya,“Hai adik perempuan/hai
saudarikecil”, maka Rasulullah saw
bersabda,“Apakah ia saudarimu?”
Beliaumembenci hal itu dan
melarangnya."(Sunan Abu Dawud,
no.2210)
Haditsdiatas tidak dapat dijadikan
dalilkemakruhan ucapan tersebut,
karenahadits diatas adalah hadits
mursal,sebagaimana dijelaskan oleh
SyekhAli bin Muhammad bin Al-
qoththondalam kitab beliau, "Bayanul
WahmiWal-Iham Fi Kitabil Ahkam".
Dalamkitab beliau, "Shohih Bukhori",
imambukhori menyebutkan satu bab
yangmenjelaskan apabila seseorang
mengatakanpada istrinya "ini adalah
saudaraperempuanku", maka tidak
mengapa,beliau menuturkan satu
hadits;
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : "ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻟِﺴَﺎﺭَﺓَ : ﻫَﺬِﻩِ
ﺃُﺧْﺘِﻲ
"Nabishollallohu 'alaihi wasallam
bercerita,bahwa nabi ibrohim berkata
mengenaiSaroh (istrinya) : "Ini adalah
saudaraperempuanku".
Al-HafidhIbnu Hajar Al-Asqolani, salah
seorangulama ahli hadits madzhab
syafi'i,menjelaskan mengenai hadits
tersebutdalam kitab "Fathul Bari",
bahwaImam Bukhori menuturkan
haditstersebut dengan tujuan untuk
membentahpendapat yang menyatakan
kemakruhanucapan "wahai saudara
perempuanku"pada istriku, dan yang
dimaksudnabi ibrohim adalah saudara
seagama,jadi ucapan tersebut tidak
mengapa.
IbnuQudamah, salah seorang ulama'
madzhabhanbali dalam kitab beliau,
"Al-Mughni"menjelaskan :
saudarikecil”, maka Rasulullah saw
bersabda,“Apakah ia saudarimu?”
Beliaumembenci hal itu dan
melarangnya."(Sunan Abu Dawud,
no.2210)
Haditsdiatas tidak dapat dijadikan
dalilkemakruhan ucapan tersebut,
karenahadits diatas adalah hadits
mursal,sebagaimana dijelaskan oleh
SyekhAli bin Muhammad bin Al-
qoththondalam kitab beliau, "Bayanul
WahmiWal-Iham Fi Kitabil Ahkam".
Dalamkitab beliau, "Shohih Bukhori",
imambukhori menyebutkan satu bab
yangmenjelaskan apabila seseorang
mengatakanpada istrinya "ini adalah
saudaraperempuanku", maka tidak
mengapa,beliau menuturkan satu
hadits;
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : "ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻟِﺴَﺎﺭَﺓَ : ﻫَﺬِﻩِ
ﺃُﺧْﺘِﻲ
"Nabishollallohu 'alaihi wasallam
bercerita,bahwa nabi ibrohim berkata
mengenaiSaroh (istrinya) : "Ini adalah
saudaraperempuanku".
Al-HafidhIbnu Hajar Al-Asqolani, salah
seorangulama ahli hadits madzhab
syafi'i,menjelaskan mengenai hadits
tersebutdalam kitab "Fathul Bari",
bahwaImam Bukhori menuturkan
haditstersebut dengan tujuan untuk
membentahpendapat yang menyatakan
kemakruhanucapan "wahai saudara
perempuanku"pada istriku, dan yang
dimaksudnabi ibrohim adalah saudara
seagama,jadi ucapan tersebut tidak
mengapa.
IbnuQudamah, salah seorang ulama'
madzhabhanbali dalam kitab beliau,
"Al-Mughni"menjelaskan :
1.Apabila seseorang berkata pada
istrinya,"engkau bagiku, bagaikan
ibukusendiri", dan diniati dhihar,
makajatuhlah hukum dhihar baginya
menurutpendapat mayoritas ulama',
yaituAbu Hanifah, dua murid beliau,
ImamSyafi'i dan imam ishaq.
2.Apabila ia mengucapkan ucapan
tersebutdengan niat memuliakan, atau
menyamakanistrinya dengan ibunya
dalamsifat yang dimilikinya, maka
tidakdihukumi dhihar.
3.Apabila ucapannya dimutlakkan,
denganarti ucapan tersebut tidak
diniatkanapa-apa, menurut Syekh Abu
Bakar,dihukumi dhihar, dan ini juga
merupakanpendapat Imam Malik dan
Muhammadbin Al-Hasan, sedangkan
menurutpendapat Abu Hanifah dan
ImamSyafi'i, kata-kata ini tidak
menjadikanhukum dhihar jatuh, sebab
kata-katatersebut, lebih sering
digunakanuntuk memuliakan dari pada
digunakanuntuk dhihar.
Kesimpulannya,menurut madzhab
Syafi'i,suami memanggil istrinya
denganpanggilan-panggilan bagi
kerabatnya,seperti "ukhti' atau "ummi"
tidakdimakruhkan, dan tidak jatuh
dhihar,selama tidak diniatkan dhihar,
apabilaucapan tersebut dimutlakkan
ataudiniatkan untuk memuliakan,
makatidak dihukumi dhihar. Wallohu
a'lam.
( Dijawab oleh : Mazz Rofii dan Siroj Munir )
Referensi :
1. Hasyiyah Ar-Roudhul Murbi', Juz : 7 Hal : 8
2. Bayanul Wahmi Wal-Iham Fi Kitabil Ahkam,juz : 5 Hal : 293
3. Fathul Bari Li Ibnu Hajar, Juz : 9 Hal : 387-389
4. Al-Mugni Li Ibnu Qudamah, Juz : 8 Hal: 7
Ibarot :
Hasyiyah Ar-Roudhul Murbi', Juz : 7 Hal : 8
Hasyiyah Ar-Roudhul Murbi', Juz : 7 Hal : 8
ﻭﻳﻜﺮﻩ ﻧﺪﺍﺀ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﺍﻵﺧﺮ، ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﺺ ﺑﺬﻱ ﺭﺣﻢ ﻣﺤﺮﻡ،
ﻛﺄﺑﻲ ﻭﺃﻣﻲ .........................................
ﻟﺨﺒﺮ : ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﻗﺎﻝ ﻻﻣﺮﺃﺗﻪ ﻳﺎ ﺃﺧﺘﻲ، ﻓﻘﺎﻝ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ - « ﺃﺧﺘﻚ ﻫﻲ؟» ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ، ﻓﻜﺮﻩ ﺫﻟﻚ، ﻭﻧﻬﻰ ﻋﻨﻪ،
ﻭﻷﻧﻪ ﻟﻔﻆ ﻳﺸﺒﻪ ﻟﻔﻆ ﺍﻟﻈﻬﺎﺭ، ﻭﻻ ﺗﺤﺮﻡ ﺑﻪ، ﻭﻻ ﻳﺜﺒﺖ ﺑﻪ ﺣﻜﻢ
ﺍﻟﻈﻬﺎﺭ، ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﺼﺮﻳﺢ ﻓﻴﻪ، ﻭﻻ ﻧﻮﺍﻩ ﻓﻼ ﻳﺜﺒﺖ ﺑﻪ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ،
ﻭﺟﺎﺀ ﺃﻥ ﺍﻟﺨﻠﻴﻞ ﻗﺎﻝ : ﺇﻧﻬﺎ ﺃﺧﺘﻲ، ﻭﻟﻢ ﻳﻌﺪ ﻇﻬﺎﺭﺍ
Bayanul Wahmi Wal-Iham Fi Kitabil
Ahkam, juz : 5 Hal : 293
ﻭﺫﻛﺮ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺗﻤﻴﻤﺔ ﺍﻟﻬﺠﻴﻤﻲ ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﻗﺎﻝ
ﻻ [ﻣﺮﺃﺗﻪ : ﻳﺎ ﺃﺧﻴﺔ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢ
:- " ﺃﺧﺘﻚ ﻫﻲ؟ ! [" ﻓﻜﺮﻩ ﺫﻟﻚ ﻭﻧﻬﻰ ﻋﻨﻪ . ﺛﻢﻗﺎﻝ : ﻫﺬﺍ
ﻣﻨﻘﻄﻊ ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ . ﻛﺬﺍ ﻗﺎﻝ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻹﺭﺳﺎﻝ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻟﻪﺃﻥ
ﻳﺬﻛﺮ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﻳﻪ، ﻭﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﺩﺍﻭﺩ ﻳﺮﻭﻱ ﺍﻷﻭﻝ ﻣﻦﻃﺮﻳﻖ
ﺣﻤﺎﺩ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ، ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ، ﻭﺧﺎﻟﺪ ﺍﻟﻄﺤﺎﻥ، ﻛﻠﻬﻢﻋﻦ
ﺧﺎﻟﺪ ﺍﻟﺤﺬﺍﺀ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺗﻤﻴﻤﺔ . ﻓﻬﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﻭﺭﺩ ﺃﺑﻮ ﻣﺤﻤﺪ .ﻭﺭﻭﺍﻩ
ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻨﺪ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺑﻦ ﺣﺮﺏ ﻋﻦ ﺧﺎﻟﺪ ﺍﻟﺤﺬﺍﺀ، ﻋﻦ
ﺃﺑﻲ ﺗﻤﻴﻤﺔ، ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ﻣﻦ ﻗﻮﻣﻪ، ﺃﻧﻪ ﺳﻤﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺳﻤﻊ ﺭﺟﻼ ﻳﻘﻮﻝ ﻻﻣﺮﺃﺗﻪ : ﻳﺎ ﺃﺧﻴﺔ، ﻓﻨﻬﺎﻩ .ﻓﺘﺮﻙ
ﺃﺑﻮ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺬﺍ ﻭﻟﻢ ﻳﺴﻘﻪ . ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺣﺎﻓﻆ، ﻭﻛﻮﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻟﻢ
ﻳﺴﻢ ﻻ ﻳﻀﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﺭﺃﻳﻴﻪ، ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺃﻱ ﺍﻵﺧﺮ ﻟﻪ ﻳﺲﻣﻴﻪ
ﻡﺭﺳﻼ، ﻭﻗﺪ ﺗﻘﺪﻡ ﺫﻛﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﺎﻋﻠﻤﻪ
Fathul Bari Li Ibnu Hajar, Juz : 9 Hal :
387-389
ﺑﺎﺏ ﺇﺫﺍ ﻗﺎﻝ ﻻﻣﺮﺃﺗﻪ ﻭﻫﻮ ﻣﻜﺮﻩ : ﻫﺬﻩ ﺃﺧﺘﻲ، ﻓﻼ ﺷﻲﺀ ﻋﻠﻴﻪ
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻗﺎﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻟﺴﺎﺭﺓ : ﻫﺬﻩ
ﺃﺧﺘﻲ، ﻭﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺫﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
................................................
ﻗﻮﻟﻪ ﺑﺎﺏ ﺇﺫﺍ ﻗﺎﻝ ﻻﻣﺮﺃﺗﻪ ﻭﻫﻮ ﻣﻜﺮﻩ ﻫﺬﻩ ﺃﺧﺘﻲ ﻓﻼ ﺷﻲﺀ ﻋﻠﻴﻪ
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻟﺴﺎﺭﺓ ﻫﺬﻩﺃﺧﺘﻲ
ﻭﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺫﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﺑﻦ ﺑﻄﺎﻝ ﺃﺭﺍﺩ ﺑﺬﻟﻚ ﺭﺩ ﻣﻦ ﻛﺮﻩ ﺃﻥﻳﻘﻮﻝ
ﻻﻣﺮﺃﺗﻪ ﻳﺎ ﺃﺧﺘﻲ ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻯ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺯﺍﻕ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺃﺑﻲ ﺗﻤﻴﻤﺔ
ﺍﻟﻬﺠﻴﻤﻲ ﻣﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺭﺟﻞ ﻭﻫﻮ ﻳﻘﻮﻝ
ﻻﻣﺮﺃﺗﻪ ﻳﺎ ﺁﺧﻴﺔ ﻓﺰﺟﺮﻩ ﻗﺎﻝ ﺑﻦ ﺑﻄﺎﻝ ﻭﻣﻦ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ
ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻳﺼﻴﺮ ﺑﺬﻟﻚ ﻣﻈﺎﻫﺮﺍ ﺇﺫﺍ ﻗﺼﺪ ﺫﻟﻚ ﻓﺄﺭﺷﺪﻩ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﺟﺘﻨﺎﺏ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺍﻟﻤﺸﻜﻞ ﻗﺎﻝ ﻭﻟﻴﺲ ﺑﻴﻦﻫﺬﺍ
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺑﻴﻦ ﻗﺼﺔ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻣﻌﺎﺭﺿﺔ ﻷﻥ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻤﺎ ﺃﺭﺍﺩﺑﻬﺎ
ﺃﺧﺘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻓﻤﻦ ﻗﺎﻝ ﺫﻟﻚ ﻭﻧﻮﻯ ﺃﺧﻮﺓ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻟﻢ ﻳﻀﺮﻩ ﻗﻠﺖ
ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﺗﻤﻴﻤﺔ ﻣﺮﺳﻞ ﻭﻗﺪﺍﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻣﻦ ﻃﺮﻕ ﻣﺮﺳﻠﺔ
ﻭﻓﻲ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺗﻤﻴﻤﺔ ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ﻣﻦ ﻗﻮﻣﻪ ﺃﻧﻪ ﺳﻤﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﺘﺼﻞ ﻭﺫﻛﺮ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻗﺒﻠﻪ ﺣﺪﻳﺚ
ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻓﻲ ﻗﺼﺔ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﺳﺎﺭﺓ ﻓﻜﺄﻧﻪ ﻭﺍﻓﻖ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻗﺪ
ﻗﻴﺪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺑﻜﻮﻥ ﻗﺎﺋﻞ ﺫﻟﻚ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﻜﺮﻫﺎ ﻟﻢ ﻳﻀﺮﻩ ﻭﺗﻌﻘﺒﻪ
ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺸﺮﺍﺡ ﺑﺄﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻘﻊ ﻓﻲ ﻗﺼﺔ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻛﺮﺍﻩ ﻭﻫﻮ ﻛﺬﻟﻚ
ﻟﻜﻦ ﻻ ﺗﻌﻘﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻷﻧﻪ ﺃﺭﺍﺩ ﺑﺬﻛﺮ ﻗﺼﺔ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ
ﺍﻻﺳﺘﺪﻻﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻹﻛﺮﺍﻩ ﻻ ﻳﻀﺮﻩ ﻗﻴﺎﺳﺎ
ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﻗﺼﺔ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻷﻧﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺫﻟﻚ ﺧﻮﻓﺎ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺃﻥ ﻳﻐﻠﺒﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﺭﺓ ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺷﺄﻧﻬﻢ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻘﺮﺑﻮﺍﺍﻟﺨﻠﻴﺔ
ﺇﻻ ﺑﺨﻄﺒﺔ ﻭﺭﺿﺎ ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻤﺘﺰﻭﺟﺔ ﻓﻜﺎﻧﻮﺍ ﻳﻐﺘﺼﺒﻮﻧﻬﺎ ﻣﻦ ﺯﻭﺟﻬﺎ
ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺒﻮﺍ ﺫﻟﻚ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﺗﻘﺮﻳﺮﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻨﺎﻗﺐ ﻓﻠﺨﻮﻑ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﺭﺓ ﻗﺎﻝ ﺇﻧﻬﺎ ﺃﺧﺘﻪ ﻭﺗﺄﻭﻝﺃﺧﻮﺓ
ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﺗﻨﺒﻴﻪ ﺃﻭﺭﺩ ﺍﻟﻨﺴﻔﻲ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺟﻤﻴﻊﻣﺎ ﻓﻲ
ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺑﻌﺪﻩ ﻭﻋﻜﺲ ﺫﻟﻚ ﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﺨﺮﺝ ﻭﺍﻟﻠﻪ
ﺃﻋﻠﻢ
Al-Mughni Li Ibnu Qudamah, Juz : 8 Hal : 7
ﻓﺼﻞ : ﻭﺇﻥ ﻗﺎﻝ : ﺃﻧﺖ ﻋﻠﻲ ﻛﺄﻣﻲ . ﺃﻭ : ﻣﺜﻞ ﺃﻣﻲ . ﻭﻧﻮﻯ ﺑﻪ
ﺍﻟﻈﻬﺎﺭ، ﻓﻬﻮ ﻇﻬﺎﺭ، ﻓﻲ ﻗﻮﻝ ﻋﺎﻣﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ؛ ﻣﻨﻬﻢ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ،
ﻭﺻﺎﺣﺒﺎﻩ، ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ . ﻭﺇﻥ ﻧﻮﻯ ﺑﻪ ﺍﻟﻜﺮﺍﻣﺔﻭﺍﻟﺘﻮﻗﻴﺮ،
ﺃﻭ ﺃﻧﻬﺎ ﻣﺜﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺒﺮ، ﺃﻭ ﺍﻟﺼﻔﺔ، ﻓﻠﻴﺲ ﺑﻈﻬﺎﺭ . ﻭﺍﻟﻘﻮﻝﻗﻮﻟﻪ
ﻓﻲ ﻧﻴﺘﻪ . ﻭﺇﻥ ﺃﻃﻠﻖ، ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ : ﻫﻮ ﺻﺮﻳﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﻬﺎﺭ.
ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ ﻣﺎﻟﻚ، ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ . ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻮﺳﻰ : ﻓﻴﻪ
ﺭﻭﺍﻳﺘﺎﻥ، ﺃﻇﻬﺮﻫﻤﺎ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﻈﻬﺎﺭ ﺣﺘﻰ ﻳﻨﻮﻳﻪ . ﻭﻫﺬﺍ ﻗﻮﻝﺃﺑﻲ
ﺣﻨﻴﻔﺔ، ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ؛ ﻷﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﻳﺴﺘﻌﻤﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺮﺍﻣﺔ ﺃﻛﺜﺮ
ﻣﻤﺎ ﻳﺴﺘﻌﻤﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ، ﻓﻠﻢ ﻳﻨﺼﺮﻑ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﻐﻴﺮ ﻧﻴﺔ،ﻛﻜﻨﺎﻳﺎﺕ
ﺍﻟﻄﻼﻕ
Sumber :
Denganini paramusyawirin bersamadewanTahkim MATAS Menyimpulkan sebagai berikut :
Berdasarkanuraian diatas
Kesimpulannya, menurut madzhab
Syafi'i, suami memanggil istrinya
dengan panggilan-panggilan bagi
kerabatnya, seperti "ukhti' atau "ummi"
tidak dimakruhkan, dan tidak jatuh
dhihar, selama tidak diniatkan dhihar,
apabila ucapan tersebut dimutlakkan
atau diniatkan untuk memuliakan,
maka tidak dihukumi dhihar.
Kesimpulannya, menurut madzhab
Syafi'i, suami memanggil istrinya
dengan panggilan-panggilan bagi
kerabatnya, seperti "ukhti' atau "ummi"
tidak dimakruhkan, dan tidak jatuh
dhihar, selama tidak diniatkan dhihar,
apabila ucapan tersebut dimutlakkan
atau diniatkan untuk memuliakan,
maka tidak dihukumi dhihar.
=================================
DEMIKIANYANG DAPATKAMI SIMPULKAN SEBELUMDANSESUDAHNYA KAMI MOHON MAAF ATAS SEGALAKEKURANGAN DANKEKHILAFANDANKESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH WALLAHU A'LAM
MUSYAWWIRIN:
MemberGroup MajlisTa'lim Assalafiyah(MATAS)
PENELITI:
(1).UstadzMhisyamAbbrori
(2).UstadzAch alfaroby
(3).UstadzSultoniArobbi
(4).UstadzahNailaMazaya Maya
(5).UstadzAbu haidar
(6).UstadzAbdul GhafurMasykur
(7).UstadAtama Paya.
(8).UstadLutfijaya
EDITOR: UstadzSultoni Arobbi
Kolommuawwirin:
Link documen :https://m.facebook.com/notes/majlis-taklim-as-salafiyah-al-gasim-matas-/docmatas514hukum-pasangan-istri-memanggil-abi-dan-ummi/534194776741496/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar