Sabtu, 26 September 2015

doc.matas.546.KAJIAN KITAB AL-HIKAM BAGIAN KE 55. BAB SIFAT ORANG MU'MIN JIKA DI PUJI

Hasil gambar untuk al hikam



Dhollun-mudhillun
19 September pukul 8:10
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
KAJIAN KITAB AL-HIKAM BAGIAN KE 55.
BAB SIFAT ORANG MU'MIN JIKA DI PUJI:
بسم الله الله الرحمن الرحيم

قال المصنف رحمه الله تعالی: المؤمن إذامدح استحيامن الله تعالی: أن يثنی عليه بوصف لايشهده من نفسه. ١٥٤

Seorang mukmin jika di puji orang, ia malu kepada Allah karena ia dipuji dengan sifat yg tidak ada pada dirinya. 154

Seorang mukmin yg sesungguhnya ialah yg tidak merasa dirinya mempunyai sifat-sifat yg layak untuk dipuji, sebab ia hanya merasa mendapat karunia Allah jika ia dapat berbuat sesuatu yg baik, dan sama sekali bukan dari usaha kekuasaan dan kehendak sendiri.

قال المصنف رحمه الله تعالی: أجهل الناس من ترك يقين ماعنده لظن ماعندالناس. ١٥٥

Sebodo-bodohnya manusia yaitu orang yg meninggalkan (mengabaikan) keyakinan yg sungguh ada padanya, karena menurut persangkaan yg ada pada orang lain. 155

Yg yakin ia ketahui yaitu kekurangan-kekurangan dan dosa-dosa yg telah dilakukannya atau kerendahan akhlak dan kelemahan imannya sendiri. Sedang persangkaan orang lain yg mengira baik padanya karena kebodohannya dan tidak mengetahui apa yg di balik tirai yg tertutup fantasi lahir yg baik itu. karena itu jika ia tidak sadar diri terhadap sesuatu yg yakin itu, karena menurutkan perkiraan orang lain, maka nyata ia sebodoh-bodohnya manusia. Al-Harits Al-Muhasiby mengumpamakan orang yg senag dengan pujian orang itu, bagaikan orang yg senang dengan ejekan orang padanya : Andaikan ada orang berkata : kotoranmua itu tidak berbahu, atau berbau harum, lalu engkau gembira dengan keterangan pujian yg demikian, padahal engkau sendiri jijik dan berbau busuk. maka ketahuilah bahwa kotoran dosa dan jiwa itu lebih busuk dari pada kotoran (tai) orang. Seorang hakim dipuji oleh orang awam, maka ia menangis lalu ditanya : Mengapa engkau menangis padahal orang itu memuji padamu? jawabnya : Ia tidak memuji kepadaku, melainkan setelah mengetahui bahwa ada padaku sifat- sifat yg sama dengan sifat-sifatnya.

قال المصنف رحمه الله تعالی: إذاأطلق الثناءعليك ولست بأهل فاثن عليه بماهوأهله. ١٥٦

Jika Allah melepaskan lidah orang-orang memuji-muji kepadamu, padahal nyata-nyata engkau tidak layak untuk mendapat pujian yg sedemikian itu, maka harus engkau memuji kepada Allah sebagai layaknya (haknya). 156

Yakni engkau memuji kepada Allah yg telah menutupi kekurangan-kekuranganmu dan aib (cela)mu itu, dan jangan sekali - kali tertipu oleh pujian orang yg bisoh yg tidak mengetahui hakikat yg sebenarnya.

قال المصنف رحمه الله تعالی: الزهادإذامدحواانقبضوالشهودهم الثناءمن الخلق، والعارفون إذامدحواانبسطوالشهودهم ذلك من الملك الحق. ١٥٧

Orang -orang zahid (ahli ibadah) jika dipuji merasa ketakutan, karena melihat pujian itu dari sesama makhluk, sebaliknya orang aarif jika dipuji merasa gembira karena mengerti benar-benar bahwa pujian itu langsung dari Allah raja yg hak. 157

Karena itu Rasulullah mengajarkan secara umum : siratkan (hamburkan) tanah di muka orang yg memuji-muji. Sesang Rasulullah sendiri ketika dipuji dengan qasidah oleh Hassan dan Ka'ab bin Zuhair, Rasulullah saw. menunjukkan kegembiraan bahkan melemparkan mantel (sorban) kepada Ka'ab bun Zuhair. Dan suatu tanda bahwa ia seorang aarif bila ia tidak berubah dalam pujian maupun celaan orang, sebab yg diperhatikan hanya semata-mata hubungannya kepada Allah.
الحمدلله رب العالمين.والله اعلم بالصواب.الفاتحة

Top of Form

Untuk lebih jelasnya silahkan klik link berikut
https://www.facebook.com/groups/297908517036791/permalink/535427519951555/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar