Achmad Sultoni
1 September pukul 3:09
Assalamu'alaikum....
Air kencing bayi laki laki yg blm 2th dn tdk mkan selain ASI trmsuk najis mukhoffafah, kenapa berbeda dengan kencing bayi permepuan?..
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Setelah kita musyawah bersama member MATAS dan para asatidz wal Asatidzah dan Dewan Tahkim Matas mempunyai beberapa jawaban sebagai berikut, Diantaranya :
Di jawab oleh :Anton Cokerz
Hikmah dibedakannya perlakuan terhadap
dua kencing bocah diatas di terangkan
dalam Kitab AlBaajuuri I/107 dan alfiqh
islami-Zuhaily I/311
ﻭﺍﻟﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺍﻥ ﺑﻮﻝ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﺍﺭﻕ ﻣﻦ ﺑﻮﻝ ﺍﻟﺼﺒﻴﺔ ﻭ
ﺍﻻﺋﺘﻼﻑ ﺑﻤﺤﻠﻪ ﺍﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺍﻻﺋﺘﻼﻑ ﺑﻤﺤﻠﻬﺎ ﻓﺨﻔﻒ ﻓﻴﻪ
ﺩﻭﻧﻬﺎ ﻭﺍﻳﻀﺎ ﺍﺻﻞ ﺧﻠﻘﻪ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ ﻭﻃﻴﻦ ﻭﺍﺻﻞ ﺧﻠﻘﻬﺎ
ﻣﻦ ﻟﺤﻢ ﻭﺩﻡ ﻓﺎﻥ ﺣﻮﺍﺀ ﺧﻠﻘﺖ ﻣﻦ ﺿﻠﻊ ﺍﺩﻡ ﺍﻟﻘﺼﻴﺮ
ﻭﺍﻳﻀﺎ ﺑﻠﻮﻍ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﺑﻤﺎﺋﻊ ﻃﺎﻫﺮ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﻨﻲ ﻓﻘﻂ
ﻭﺑﻠﻮﻏﻬﺎ ﺑﺬﺍﻟﻚ ﻭﺑﻤﺎﺋﻊ ﻧﺠﺲ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺤﻴﺾ
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻄﻔﻠﺔ ﺍﻟﺼﺒﻴﺔ ﻭﺍﻟﺨﻨﺜﻰ ﻓﻼ ﺑﺪ ﻣﻦ ﻏﺴﻞ ﻣﻮﺿﻊ
ﺑﻮﻟﻬﻤﺎ ، ﺑﺈﺳﺎﻟﺔ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﺫﻟﻚ ﻟﻤﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ
ﻭﺣﺴﻨﻪ: »ﻳﻐﺴﻞ ﻣﻦ ﺑﻮﻝ ﺍﻟﺠﺎﺭﻳﺔ ، ﻭﻳﺮﺵ ﻣﻦ ﺑﻮﻝ
ﺍﻟﻐﻼﻡ « ﻭﻓﺮّﻕ ﺑﻴﻦ ﺑﻮﻝ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﻭﺍﻟﺼﺒﻴﺔ ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥّ
ﺑﻮﻝ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﺃﺭﻕّ ﻣﻦ ﺑﻮﻟﻬﺎ ، ﻓﻼ ﻳﻠﺼﻖ ﺑﺎﻟﻤﺤﻞ ﻟﺼﻮﻕ
ﺑﻮﻟﻬﺎ ﺑﻪ ، ﻭﺃﻟﺤﻖ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﺨﻨﺜﻰ. )ﺍﻧﻈﺮ: ﺍﻟﻔﻘﻪ ﺍﻹﺳﻼﻣﻲ ،
ﺯﺣﻴﻠﻲ ، ﺝ311- 1 ).
Perbedaan kencing bayi laki-laki dan
perempuan :
1.Kencing bayi laki-laki lebih lembut
ketimbang kencing bayi perempuan dan
persatuan dengan tempat yang terkencingi
bayi laki-laki lebih banyak ketimbang
persatuan dengan tempat yang terkencingi
bayi perempuan, menurut kitab alfiqh
islami-Zuhaily I/311 “Kencing bayi laki-laki
lebih lembut ketimbang kencing bayi
perempuan sehingga bertemunya kencing
laki-laki tempat yang terkencingi tidak
sekuat bayi perempuan” karenanya kencing
laki-laki diringankan hukumnya tidak
kencing bayi wanita
Intinya kencing wanita lebih pesing dan
lebih menyengat baunya,,, Hehe
2.Asal kejadian laki-laki dari dari air dan
tanah sedang asal kejadian wanita dari
daging dan darah (najis) karena Hawa
tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam AS
yang pendek
3.Tanda balig (dewasa) nya anak laki-laki
ditandai dengan cairan suci yaitu mani
sedang tanda balig (dewasa) nya anak
perempuan ditandai dengan mani dan
cairan najis yaitu darah haid.
(Kitab AlBaajuuri I/106-107 dan alfiqh
islami-Zuhaily I/311)
Wallaahu A’lamu bis shawaab
Dijawab oleh : Achmad Sultoni
ini isi buku ter sebut.....bang #AtamaPaya
2. NAJIS MUKHAFFAF.
Najis Mukhaffaf adalah najis yang ringan dalam hukumnya.
وَالْمُخَفَّفَّةُ بَوْلُ الصَّبِيِّ اَلَّذِيْ لَمْ يَطْعَمْ غَيْرَ الَّلَبَنِ وَلَمْ يَبْلُغِ الْحَوْلَيْنِ تَقْرِيْبًا فَلاَ يَضُرُّ زِيَادَةُ نَحْوِ يَوْمَيْنِ هَكَذَا قَالَ الشَّرْقَاوِىُّ.
Adapun najis Mukhaffaf adalah kencing anak lelaki yang belum makan dan minum selain susu dan belum berumur dua tahun. Imam Syarkawi berkata: “tidak apa-apa berumur lebih dari dua tahun umpama hanya lebih dua hari”.
قَالَ الشَّرْقَاوِىُّ مِنَ الَّلبَنِ الْجُبْنُ وَالزُّبْدُ وَهُوَ مَا يُسْتَخْرَجُ بِالْمَحْضِ اَىِ الْخَالِصُ مِنْ لَبَنِ اْلَبقَرِ وَالْغَنَمِ وَخَرَجَ بِالَّلبَنِ السَّمْنُ وَلَوْ مِنْ لَبَنِ اُمِّهِ.
Imam Syarkawi berkata: Termasuk susu adalah keju dan susu murni sapi dan kambing, sedangkan minyak samin tidak termasuk susu walaupun terbuat dari susu ibunya. Apabila anak lelaki yang belum berumur dua tahun diberi madu, jamu atau obat tidak apa-apa, kencingnya masih kategori najis mukhaffaf.
وَالْمُخَفَّفَةُ تَطْهُرُ بِرَشِّ اْلمَاءِ عَلَيْهَا مَعَ الْغَلَبَةِ وَاِزَالَةِ عَيْنِهَا
.
Najis mukhaffaf bisa suci dengan memercikkan air ketempat yang kena najis serta airnya bisa mengalahkan dan menghilangkan bendanya (najisnya).
فَيَكْفِى فِيْهَا الرَّشُّ وَالْغَسْلُ اَفْضَلُ خُرُوْجًا مِنَ الْخِلاَفِ.
Memercikkan air pada najis mukhaffaf sudah cukup, sedangkan membasuhnya adalah lebih utama karena keluar dari perbedaan pendapat ulama’.
وَمَحَلُّ ذَالِكَ اِنْ لَمْ يَخْتَلِطْ بِرُطُوْبَةٍ فِى الْمَحَلِّ مَثَلاً وَاِلاَّ وَجَبَ اْلغَسْلُ لِاَنَّ تِلْكَ الرُّطُوْبَةَ صَارَتْ نَجَاسَةً وَهِىَ لَيْسَتْ بَوْلاً.
Adapun kebolehan memercikkan air pada najis Mukhaffaf bilamana tidak bercampur dengan benda yang basah. Apabila bercampur, maka wajib dibasuh dikarenakan benda yang basah akan menjadi najis ketika bercampur dengan najis mukhaffaf, sedangkan benda yang basah bukan termasuk kencing.
وَلاَ بُدَّ فِى الرَّشِّ مِنْ اِصَابَةِ الْمَاءِ جَمِيْعَ مَوْضِعِ الْبَوْلِ وَاَنْ يَعُمَّ وَيَغْلِبَ الْمَاءُ عَلَى الْبَوْلِ.
Di dalam memercikkan air diharuskan mengenai ke semua tempat yang terkena kencing dan airnya merata serta bisa menghilangkan pada kencingnya.
لاَيُشْتَرَطُ فِى ذَلِكَ السَّيَلاَنُ قَطْعًا وَالسَّيَلاَنُ وَالتَّقَاطُرُ هُوَ الْفَارِقُ بَيْنَ الْغَسْلِ وَالرَّشِ فَلاَ يَكْفِى الرَّشُّ الَّذِىْ لاَيَعُمُّهُ وَلاَ يَغْلِبُهُ كَمَا
يَقَعُ مِنْ كَثِيْرٍ مِنَ الْعَوَامِ.
Tidak disyaratkan di dalam memercikkan air yaitu dengan mengalirnya air. Adapun mengalirnya air dan netesnya air merupakan sesuatu yang membedakan antara membasuh dan memercikkan air. Maka tidak cukup percikan air yang tidak merata dan tidak bisa menghilangkan pada kencingnya seperti yang sering dilakukan oleh orang-orang yang bodoh.
وَلاَ بُدَّ مَعَ الرَّشِّ مِنْ زَوَالِ اَوْصَافِهَا كَبَقِيَّةِ النَّجَاسَةِ بَعْدَ اِزَالَةِ عَيْنِهَا.
Setelah menghilangkan najisnya, maka ketika memercikkan air diharuskan menghilangkan sifat-sifat najis seperti sisa-sisa najisnya.
وَلاَ بُدَّ مِنْ عَصْرِ مَحَلِّ الْبَوْلِ اَوْ جَفَافِهِ حَتَّى لاَيَبْقَى فِيْهِ رُطُوْبَةٌ تَنْفَصِلُ بِخِلاَفِ الرُّطُوْبَةِ الَّتِى لاَتَنْفَصِلُ
.
Dan diharuskan memeras tempat yang terkena kencing atau dengan cara mengeringkannya sehingga tidak ada lagi perkara basah yang terpisah ditempat tersebut, beda halnya dengan basah yang tidak terpisah.
وَخَرَجَ الْغَائِطُ وَالْقَيْئُ وَبَوْلُ الْاُنْثَى وَاَكْلُهُ اَوْ شُرْبُهُ غَيْرَ الَّلبَنِ لِلتَّغَذِّىْ وَرَضَاعُهُ بَعْدَ حَوْلَيْنِ فَلاَ يَكْفِى رَشُّهُ بَلْ لاَبُدَّ مِنْ غَسْلِهِ وَهُوَ تَعْمِيْمُ الْمَحَلِّ مَعَ السَّيَلاَنِ.
Tidak termasuk najis mukhaffaf adalah tinja, utah, kencing anak perempuan, anak laki-laki yang makan minum selain susu yang bertujuan mengenyangkan dan menyusui anak lelaki setelah berumur dua tahun, maka semua itu tidak cukup dengan memercikkan air bahkan diharuskan membasuhnya yaitu dengan meratakan air pada tempat najis serta airnya mengalir.
وَلَوْ اَصَابَهُ بَوْلُ صَبِيٍّ وَشَكَّ هَلْ هُوَ قَبْلَ الْحَوْلَيْنِ اَوْ بَعْدَ هُمَا وَجَبَ اْلغَسْلُ لِاَنَّ الرَّشَّ رُخْصَةٌ فَلاَ يُصَارُ اِلَيْهَا اِلاَّ بِيَقِيْنٍ.
Apabila kencing anak lelaki mengenai sesuatu dan terjadi keraguan, apakah anak tersebut belum berumur dua tahun atau lebih, maka wajib membasuhnya (tidak cukup dengan memercikkan air) karena mengambil cukup dengan memercikkan air pada anak lelaki yang berumur kurang dua tahun adalah rukhsha (kemurahan), sedangkan kemurahan tidak akan terjadi kecuali dengan keyakinan.
وَسَوَّى الْاِمَامَانِ اَبُوْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٌ بَيْنَ الصَّبِيِّ الذَّكَرِ الْمُحَقَّقِ وَغَيْرِهِ مِنْ وُجُوْبِ الْغَسْلِ مِنْ بَوْلِهِمَا وَاِنْ لَمْ يَأْكُلاَ الطَّعَامَ .
Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tidak membedakan dalam segi hal wajibnya membasuh kencing anak lelaki dan wanita walaupun tidak makan selain susu.
وَذَهَبَ لِطَهَارَةِ بَوْلِ الصَّبِيِّ اَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلِ وَاِسْحَقُ اَبُوْ ثَوْرٍ مِنْ اَئِمَّتِنَا.
Imam Ahmad Bin Hanbali, Imam Ishaq dan Abu Tsaurin menjelaskan bahwa hukumnya suci kencing anak lelaki yang berumur kurang dua tahun yang tidak makan dan minum kecuali susu.
وَاَمَّا حِكَايَةُ بَعْضِ الْمَالِكِيَّةِ قَوْلاً لِلشّاَفِعِيِّ بِطَهَارَةِ بَوْلِ الصَّبِىِّ فَبَاطِلَةٌ وَغَلَطٌ اَوِ افْتِرَاءٌ.
Adapun ceritanya sebagian orang yang bermadzhab Maliki yang mana Imam Syafi'i mensucikan kencing anak lelaki, semua itu adalah cerita yang batil, salah serta dibuat-buat.
Ada beberapa hikmah dibalik pembedaan air kencing bayi lelaki dengan bayi perempuan, diantaranya:
1. Kencing bayi lelaki lebih encer dari pada kencing bayi perempuan.
2. Bayi lelaki biasanya lebih disenangi digendong dari pada bayi perempuan.
3. Asal kejadian Nabi Adam dari air dan tanah basah, sementara Ibu Hawa dijadikan dari tulang rusuk Nabi Adam yang mengandung daging dan darah.
4. Lelaki baligh dengan air suci (sperma) sementara perempuan baligh dengan air sperma dan dengan darah haid.
(Al-Bajuri I/103, Asy-Syarqawi I/129).
Setelah kita musyawah bersama member MATAS dan para asatidz wal Asatidzah dan Dewan Tahkim Matas mempunyai kesimpulan dari sekian jawaban Ada beberapa hikmah dibalik pembedaan air kencing bayi lelaki dengan bayi perempuan, diantaranya:
1. Kencing bayi lelaki lebih encer dari pada kencing bayi perempuan.
2. Bayi lelaki biasanya lebih disenangi digendong dari pada bayi perempuan.
3. Asal kejadian Nabi Adam dari air dan tanah basah, sementara Ibu Hawa dijadikan dari tulang rusuk Nabi Adam yang mengandung daging dan darah.
4. Lelaki baligh dengan air suci (sperma) sementara perempuan baligh dengan air sperma dan dengan darah haid.
===========================================
DEMIKIAN YANG DAPAT KAMI SIMPULKAN SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN DAN KEKHILAFAN DAN KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH WALLAHU A'LAMU
MUSYAWWIRIN :
Member Group Majlis Ta'lim Assalafiyah( MATAS )
PENELITI :
(1).Ustadz Mhisyam Abbrori
(2).Ustadz Ach al faroby
(3).Ustadz Sultoni Arobbi
(4).Ustadzah Naila Mazaya Maya
(5).Ustadz Abu haidar
(6).Ustadz Abdul Ghafur Masykur
(7).Ustad Atama Paya.
(8).Ustad Lutfijaya
EDITOR : Ustadz Sultoni Arobbi
Link documen :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar