Kamis, 10 September 2015
doc.matas.393.HUKUM MENELAN DAHAK SAAT PUASA
Fatihah
12 jam
Assalamu'alaikum..
Bagaimana hukumnya menelan dahak ketika puasa???
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Setelah kita musyawah bersama member MATAS dan para asatidz wal Asatidzah dan Dewan Tahkim Matas mempunyai kesimpulan bahwa hukum menelan dahak saat puasa yang di tanyakan oleh sahabat fillah saudari : Fatihah
kesimpulannya sebagai berikut :
Di jawab Oleh : Al-Ustad @ Ibnu Malik
الحاوي الكبير (3/ 419) وَأَمَّا النُّخَامَةُ إِذَا ابْتَلَعَهَا فَفِيهَا وَجْهَانِ: أَحَدُهُمَا: قَدْ أَفْطَرَ بِهَا. وَالثَّانِي: لَمْ يُفْطِرْ بِهَا، وَالصَّحِيحُ أَنَّهُ يُفْطِرُ، فَإِنْ أَخْرَجَهَا مِنْ صَدْرِهِ ثُمَّ ابْتَلَعَهَا فَقَدْ أَفْطَرَ كَالْقَيْءِ، وَإِنْ أَخْرَجَهَا مِنْ حَلْقِهِ، أَوْ دِمَاغِهِ لَمْ يفطر كالريق. -------
Imam Abu al Chasan; Ali bin Muchammad bin Muchammad bin Chabib al Bashri al Baghdadi yang populer dengan sebutan Imam al Mawardi menyatakan bahwa hukum menelan dahak ada dua pendapat:
I. Dapat membatalkan puasa. II. Tidak membatalkan puasa. Pendapat yang benar adalah membatalkan puasa. Maka jika dahak tersebut keluar dari dada kemudian ditelan, maka betul-betul membatalkan puasa sebagaimana muntah. Dan jika keluar dari tenggorokan atau dari otak, maka tidak membatalkan puasa sebagimana ludah.
لموسوعة الفقهية الكويتية (28/ 65) تَاسِعًا: ابْتِلاَعُ النُّخَامَةِ: 79 - النُّخَامَةُ هِيَ: النُّخَاعَةُ، وَهِيَ مَا يُخْرِجُهُ الإِْنْسَانُ مِنْ حَلْقِهِ، مِنْ مَخْرَجِ الْخَاءِ الْمُعْجَمَةِ. قَال الْفَيُّومِيُّ: هَكَذَا قَيَّدَهُ ابْنُ الأَْثِيرِ، وَهَكَذَا قَال الْمُطَرِّزِيُّ، وَزَادَ: مَا يَخْرُجُ مِنَ الْخَيْشُومِ عِنْدَ التَّنَحْنُحِ (1) . وَمَذْهَبُ الْحَنَفِيَّةِ، وَالْمُعْتَمَدُ عِنْدَ الْمَالِكِيَّةِ: أَنَّ النُّخَامَةَ سَوَاءٌ أَكَانَتْ مُخَاطًا نَازِلاً مِنَ الرَّأْسِ، أَمْ بَلْغَمًا صَاعِدًا مِنَ الْبَاطِنِ، بِالسُّعَال أَوِ التَّنَحْنُحِ - مَا لَمْ يَفْحُشِ الْبَلْغَمُ - لاَ يُفْطِرُ مُطْلَقًا. وَفِي نُصُوصِ الْمَالِكِيَّةِ: إِنَّ الْبَلْغَمَ لاَ يُفْطِرُ مُطْلَقًا، وَلَوْ وَصَل إِلَى طَرَفِ اللِّسَانِ، لِمَشَقَّتِهِ، خِلاَفًا لِخَلِيلٍ، الَّذِي رَأَى الْفَسَادَ، فِيمَا إِذَا أَمْكَنَ طَرْحُهُ، بِأَنْ جَاوَزَ الْحَلْقَ، ثُمَّ أَرْجَعَهُ وَابْتَلَعَهُ، وَأَنَّ عَلَيْهِ الْقَضَاءَ.
--- Didalam sebuah literatur Fiqh (al Mausu'ah al Fiqhiyah al Kuwaitiyah) dijelaskan sebagaimana berikut: Dahak adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh manusia dari tenggorokannya yaitu dari tempat keluarnya huruf "Kho'." Imam al Qayyumi menjelaskan bahwa ini (tempat keluarnya huruf "Kho'") merupakan batasan dari Imam Atsir demikian juga Imam al Mutharizi. Dan beliau juga menambahkan bahwa dahak adalah sesuatu yang keluar dari batang hidung ketika berdehem. Ulama' dari kalangan madzhab Chanafi dan pendapat yang lebih autentik menurut Ulama' dari kalangan madzhab Maliki menyatakan bahwa sesungguhnya dahak yang turun dari kepala atau dahak yang naik dari perut yang disebabkan batuk atau berdehem selama tidak melampaui batas, maka tidak membatalkan puasa secara mutlak. Dan sebagian Ulama' dari kalangan madzhab Maliki menyatakan sesungguhnya dahak tidak membatalkan puasa secara mutlak walaupun sampai pada pucuk lidah. Dikarenakan sulit untuk mengantisipasinya. Hal ini berbeda dengan pendapat Imam Khalil yang memiliki argument yang berbeda dengan menyatakan batal jika mungkin untuk membuangnya. Maka jika dahak telah melewati tenggorokan kemudian ϑί telan kembali, maka wajib untuk mengganti puasa yg (batal)
========================================
DEMIKIAN YANG DAPAT KAMI SIMPULKAN SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN DAN KEKHILAFAN DAN KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH WALLAHU A'LAMU
MUSYAWWIRIN :
Member Group Majlis Ta'lim Assalafiyah( MATAS )
PENELITI :
(1).Ustadz Mhisyam Abbrori
(2).Ustadz Ach al faroby
(3).Ustadz Sultoni Arobbi
(4).Ustadzah Naila Mazaya Maya
(5).Ustadz Abu haidar
(6).Ustadz Abdul Ghafur Masykur
(7).Ustad Atama Paya.
(8).Ustad Lutfijaya
EDITOR : Ustadz Sultoni Arobbi
Kolommusawwirin :
https://www.facebook.com/groups/297908517036791/permalink/500798500081124/
Link documen:
https://m.facebook.com/notes/majlis-taklim-as-salafiyah-al-gasim-matas-/docmatas393hukum-menelan-dahak-saat-puasa/501079303386377/?refid=18doc.matas.393.HUKUM MENELAN DAHAK SAAT PUASA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar