2 Juni pukul 5:40
Assalamu'alaikum..
Sya sering menemukan orang shalat sambil tidur..Bagaimana hukumnya, sah/tidak?Atas jawbannya, terimakasih
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Setelah kita musyawah bersama member MATAS dan para asatidz wal Asatidzah dan Dewan Tahkim Matas mempunyai kesimpulan bahwa hukum orang shalat sambil tidur yang di tanyakan oleh sahabat fillah saudari Fatihah
kesimpulannya sebagai berikut :
Di jawab Oleh : Al-Ustad @Sultoni Arobbi
cuman mau ngupas link yang di bawakan oleh ustad kokoBila tidur dalam shalatnya dalam posisi duduk dengan menetapkan pantatnya maka tidak membatalkan wudhu, bila tidak dalam posisi tersebut (seperti saat berdiri, rukuk, sujud) maka menurut Qaul JADID dan pendapat yang benar membatalkan wudhunya.
ﻭﺍﻥ ﻧﺎﻡ ﺭﺍﻛﻌﺎ ﺃﻭ ﺳﺎﺟﺪﺍ ﺃﻭ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻔﻴﻪ ﻗﻮﻻﻥ ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ ﻳﻨﺘﻘﺾ ﻟﺤﺪﻳﺚ ﻋﻠﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻭﻻﻧﻪ ﻧﺎﻡ ﺯﺍﺋﻼ ﻋﻦ ﻣﺴﺘﻮﻯ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻓﺎﺷﺒﻪ ﺍﻟﻤﻀﻄﺠﻊ ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ ﻻ ﻳﻨﺘﻘﺾ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ (ﺇﺫﺍ ﻧﺎﻡ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻪ ﺑﺎﻫﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﻣﻼﺋﻜﺘﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﻋﺒﺪﻱ ﺭﻭﺣﻪ ﻋﻨﺪﻱ ﻭﺟﺴﺪﻩ ﺳﺎﺟﺪﺍ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻯ ) ﻓﻠﻮ ﺍﻧﺘﻘﺾ ﻭﺿﻮﺀﻩ ﻟﻤﺎ ﺟﻌﻠﻪ ﺳﺎﺟﺪﺍ ... (ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ) ﻓﻲ ﺍﻻﺣﻜﺎﻡ ﻭﺣﺎﺻﻞ ﺍﻟﻤﻨﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﺧﻤﺴﺔ ﺍﻗﻮﺍﻝ ﻟﻠﺸﺎﻓﻌﻲ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣﻨﻬﺎ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﻭﻧﺼﻪ ﻓﻲ ﻛﺘﺒﻪ ﻭﻧﻘﻞ ﺍﻻﺻﺤﺎﺏ ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﺍﻧﻪ ﺍﻥ ﻧﺎﻡ ﻣﻤﻜﻨﺎ ﻣﻘﻌﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻻﺭﺽ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻫﺎ ﻟﻢ ﻳﻨﺘﻘﺾ ﻭﺍﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﻤﻜﻨﺎ ﺍﻧﺘﻘﺾ ﻋﻠﻲ ﺃﻱ ﻫﻴﺌﺔ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ : ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺍﻧﻪ ﻳﻨﻘﺾ ﺑﻜﻞ ﺣﺎﻝ ﻭﻫﺬﺍ ﻧﺼﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻮﻳﻄﻲ : ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺍﻥ ﻧﺎﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﻢ ﻳﻨﺘﻘﺾ ﻋﻠﻰ ﺃﻱ ﻫﻴﺌﺔ ﻛﺎﻥ ﻭﺍﻥ ﻧﺎﻡ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻏﻴﺮ ﻣﻤﻜﻦ ﻣﻘﻌﺪﻩ ﺍﻧﺘﻘﺾ ﻭﺍﻻ ﻓﻼ ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻻﻗﻮﺍﻝ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ : ﻭﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ﺍﻥ ﻧﺎﻡ ﻣﻤﻜﻨﺎ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﻤﻜﻦ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻫﻴﺌﺔ ﻣﻦ ﻫﻴﺌﺎﺕ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺃﻭ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻟﻢ ﻳﻨﺘﻘﺾ ﻭﺍﻻ ﺍﻧﺘﻘﺾ: ﻭﺍﻟﺨﺎﻣﺲ ﺍﻥ ﻧﺎﻡ ﻣﻤﻜﻨﺎ ﺃﻭ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﻨﺘﻘﺾ ﻭﺍﻻ ﺍﻧﺘﻘﺾ ﺣﻜﻰ ﻫﺬﻳﻦ ﺍﻟﻘﻮﻟﻴﻦ ﺍﻟﺮﺍﻓﻌﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻭﺣﻜﻲ ﺍﻭﻟﻬﻤﺎ ﺍﻟﻘﻔﺎﻝ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺘﻠﺨﻴﺺ ﻭﺍﻟﺼﻮﺍﺏ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻻﻭﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻤﺴﺔ ﻭﻣﺎ ﺳﻮﺍﻩ ﻟﻴﺲ ﺑﺸﺊ
Bila seseorang tidur dalam keadaan ruku’, sujud atau berdiri dalam shalat maka terdapat dua pendapat :
1. Qaul JADID menyatakan batal wudhunya berdasarkan hadits riwayat Ali ra dan karena ia tidur bergeser dari posisi selain duduk maka disamakan dengan tidur dalam keadaan berbaring
2. Qaul QADIM menyatakan tidak batal wudhunya berdasarkan hadits “Bila seorang hamba tidur dalam shalatnya, Allah memperinga tkan malaikatNya seraya berkata : Ruh hambaKu ada pada-Ku dan jasadnya sujud dihadapanKu” Bila wudhunya dinyatakan batal niscaya tidak Allah nyatakan sujud dihadapanNya...
- Kesimpulan hukum yang terjadi dalam masalah TIDUR terdapat beberapa penrnyataan milik as-Syafi’i :
1. Tidur dengan posisi menetapkan pantatnya pada tanah atau sejenisnya tidak membatalkan shalat, bila tidak menetapkan maka membatalka n disetiap kondisi, dalam shalat atau diluar shalat
2. Membatalkan wudhu disetiap posisi dan kondisi, ini yang jadikan hukum oleh al-Buwayth y
3. Tidur dalam kondisi shalat tidak membatalkan wudhu disetiap posisi apapun, tidur diluar shalat bila dalam posisi menetapkan pantatnya tidak membatalkan wudhu, bila tidak maka batal
4. Tidur dalam posisi-posisi shalat baik menetapkan pantat atau tidak dalam kondisi shalat atau tidak maka tidak membatalkan wudhu
5. Tidur dalam posisi menetapkan pantat atau berdiri tidak membatalkan wudhu, bila tidak dalam kedua posisi ini membatalkan. Pendapat yang ke 4 dan 5 adalah pendapat yang dihikayahkan oleh ar-Rafi’i dan lainnya sedang pendapat yang ke 2 dan 3 dihikayahkan oleh al-Qaffaal dalam kitab Syarh at-Talkhii sh.Pendapat yang benar dari kelima diatas adalah pendapat pertama sedang selainnya bukanlah sesuatu. Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab II/13-14.
Di jawab Oleh : Al-Ustad @Sultoni ArobbiMasih isi link yg sama
==
Masaji Antoro@ idem....
tp ini si sail bilang antara tdur dan tdk tdr,,berarti masuk pd ta'rif annu'as,,,yg namanya nu'as kan msh dgr suara2 sempriwingwlopun gk faham,,jd kasus ini gk mmbatalkansholat..ini ibaroh saya...
( قوله وخرج بزوال العقل النعاس ) هو ريح لطيفة تأتي من قبل الدماغ فتغطي العين ولا تصل إلى القلب فإن وصلت إليه كان نوما ( قوله وأوائل نشوة السكر ) أي أوائل مقدمات السكر وهي بالواو على الأفصح بخلاف نشأة الصبافإنها بالهمزة لا غير ( قوله فلا نقض بهما ) أي بالنعاس وأوائل نشوة السكر وذلك لبقاء نوع من التمييز معهما ( قوله كما إذا شك إلخ ) أي فإنه لا نقض به وقوله أو نعس قال في شرح الروض بفتح العين ( قوله وإن لم يفهمه ) الواو للحال وإن زائدة أي والحال أنه لم يفهمه
ianatut tholibin juz 1 hal 60
Sumber http://piss-ktb.com/…/1163-apakah-tidur-membatalkan-sholat.…
========================================
DEMIKIAN YANG DAPAT KAMI SIMPULKAN SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN DAN KEKHILAFAN DAN KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH WALLAHU A'LAMU
MUSYAWWIRIN :
Member Group Majlis Ta'lim Assalafiyah( MATAS )
PENELITI :
(1).Ustadz Mhisyam Abbrori
(2).Ustadz Ach al faroby
(3).Ustadz Sultoni Arobbi
(4).Ustadzah Naila Mazaya Maya
(5).Ustadz Abu haidar
(6).Ustadz Abdul Ghafur Masykur
(7).Ustad Atama Paya.
(8).Ustad Lutfijaya
EDITOR : Ustadz Sultoni Arobbi
Kolom musawwirin:
https://www.facebook.com/groups/297908517036791/permalink/483064171854557/
Link documen :
https://m.facebook.com/notes/majlis-taklim-as-salafiyah-al-gasim-matas-/docmatas298-hukum-tertidur-disaat-sholat/487563568071284/?refid=18doc.matas.298. HUKUM TERTIDUR DISAAT SHOLAT

Tidak ada komentar:
Posting Komentar