Kamis, 03 September 2015

DOC.93. KAJIAN TA'LIMUL MUTA'ALLIM BAGIAN KE LIMA

KAJIAN TA'LIMUL MUTA'ALLIM BAGIAN KE LIMA



Lutfi Jaya

7 Maret pukul 3:23
LANJUTAN KAJIAN TA'LIMUL MUTA'ALLIM
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Rahmatullah wasalamuhu ala sayyidina muhammadin Shollallahu alaihi wasallam amma ba’du.Para member matas yg di mulyakan Allah pertemuan kali ini akan melanjutkan kajian yg telah di bawakan oleh para kiai dan para asatidz pada pertemuan lalu, telah di jelaskan bahwa betapa pentingnya ilmu sampai-sampai Allah subhanahu wata’ala mewajibkan kita sekalian untuk mencarinya dan betapa tingginya derajat orang yang mempunyai ilmu sehingga semua mahluk disuruh untuk bersujud kepada nabi adam alaihissalam DAN BETAPA MULYANYA ORANG YANG MEMPUNYAI AKHLAKUL KARIMAH oleh karena itu marilah kita simak kajian berikut ini
Belajar Ilmu AkhlaqApabila kita mempelajari kehidupan dan memperhatikan bahwa senjata utama yang mereka gunakan dalam menjalankan dakwah mereka menyebarkan risalah dari Allah SWT adalah ilmu, di satu sisi adalah akhlak yang mulia, oleh karena itu Allah berfirman
 سُوۡرَةُ القَلَموَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۬ (٤)
Allah SWT berfirman tentang Nabi Muhammad saw., Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. al-Qalam [68]: 4).
Akhlak Nabi Muhammad saw. tidak ada bandingannya, yang mana akal tak sanggup memikirkan ketinggian dan kejernihannya. Nabi Muhammad saw. adalah orang yang التوضع Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Sedangkan tanda-tanda orang yang tawadhu’ adalah disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunyaBerikut beberapa ayat-ayat Al Quran yang menegaskan perintah Allah SWT untuk senantiasa bersikap tawadhu’ dan menjauhi sikap sombong, sebagai berikut :
سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل / الإسرَاءوَلَا تَمۡشِ فِى ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًا‌ۖ إِنَّكَ لَن تَخۡرِقَ ٱلۡأَرۡضَ وَلَن تَبۡلُغَ ٱلۡجِبَالَ طُولاً۬ (٣٧)”
Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung” (QS al-Isra-37)

.سُوۡرَةُ القَصَصتِلۡكَ ٱلدَّارُ ٱلۡأَخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّ۬ا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فَسَادً۬ا‌ۚ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ (
٨٣)”
Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menginginkan kesombongan di muka bumi dan kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa (QS al-Qashshash-83.)
Dipetik dari kitab Fathul Bari’-2872 Dari Anas ra berkata: Nabi SAW memiliki seekor unta yang diberi nama al-’adhba` yang tidak terkalahkan larinya, maka datang seorang ‘a’rabiy dengan untanya dan mampu mengalahkan, maka hati kaum muslimin terpukul menyaksikan hal tersebut sampai hal itu diketahui oleh nabi SAW, maka beliau bersabda: Menjadi haq Allah jika ada sesuatu yang meninggikan diri di dunia pasti akan direndahkan-Nya. HR Bukhari
Demikian keterangan yang sangat sedikit ini semoga KITA SEMUA MENJADI ORANG YG TAWADDU' dan menjadi tambahan ilmu sehingga bisa menjadi bekal dalam melaksanakan perjalanan hidup yg sangat singkat ini menuju rumah yg abadi yaitu akhirat amin yarobbal alamin wa’akhiron minni tsummassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar