Kamis, 10 September 2015

doc.matas.410.KAJIAN KITAB AL-HIKAM BAGIAN KETIGA PULUH TIGA.( BAB SIFAT TAMAK, RAKUS SUMBER SEGALA KEHINAAN)



السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
KAJIAN KITAB AL-HIKAM BAGIAN KETIGA PULUH TIGA.

BAB SIFAT TAMAK, RAKUS SUMBER SEGALA KEHINAAN :
بسم الله الرحمن الرحيم

قال المصنف رحمه الله تعالی: ماسبقت أغصان ذلإلاعلی بذرطمع. ٧٠
Tidak akan berkembang biak berbagai cabang kehinaan itu, kecuali di atas bibit tamak (kerakusan).70)

Sifat tamak (rakus) itu adalah bibit dari segala macam kehinaan dan kerendahan.Abu bakar Al-warraq Al-hakim berkata: Andaikan sifat tamak itu dapat ditanyai: Siapa ayahmu? Pasti jawabnya: Ragu terhadap takdir Allah. Dan bila ditany: Apakah pekerjaanmu? jawabnya: merendahkan diri. Dan bila ditanya: Apakah tujuanmu? Tidak dapat apa-apa. Ketika sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. baru masuk kemasjid jami' di Basrah, didapatkan banyak orang yg memberi ceramah di dalamnya. maka ia menguji mereka dengan beberapa pertanyaan dan yg ternyata tidak dapat menjawab dengan tepat, diusir dan tidak diizinkan memberi ceramah di masjid itu, dan ketika sampai ke masjid Al-hasan Al-Basry, ia bertanya: Hai pemuda, saya akan bertanya kepadamj sesuatu, jika engkau dapat menjawab, aku izinkan engkau terus mengajar disini, tetapi jika engkau tidak dapat menjawab, aku usir engkau sebagaimana lain-lain temanmu yg telah aku usir itu. jawab Al-Hasan: Tanyakan sekehendakmu.Sayyidina Ali bertanya: Apakah yg dapat mengukuhkan agama? jawab Al-hasan: wara'(yakni berjaga-jaga diri/menjauh dari segala syubhad dan haram). lalu ditany: Apakah yg dapat merusak agama? jawabnya: tamak(rakus).

imam ali berkata kepadanya: Engkau boleh tetap mengajar di sini, orang yg seperti engkau inilah yg dapat memberi ceramah kepada orang-orang.Seorang guru berkata: Dahulu ketika dalam permulaan bidayahku di iskandariyah, pada suatu hari ketika aku akan membeli suatu keperluan dari seorang yg mengenal aku, timbul dalam perasaan hatiku; mungkin ia tidak menerima uangku ini, tiba-tiba terdengar suara yg berbunyi: Keselamatan dalam agama hanya dalam memutuskan harapan dari sesama makhluk.wara' dalam agama itu menunjukkan adanya keyakinan dan sempurnanya bersandar diri kepada Allah.wara' yaitu jika sudah merasa tiada hubungan antara dia dengan makhluk, baik dalam pemberian, penerimaan atau penolakan, dan semua itu hanya terlihat langsung dari Allah ta'ala.Sahl bin Abdillah berkata: Di dalam iman tidak ada pandangan sebab perantara, sebab itu hanya dalam islam sebelum mencapai iman.Semua hamba pasti akan makan rizqinya, hanya mereka berbeda-beda: Ada yg makan dengan berhina-hina yaitu peminta-pemintaAda yg makan rizqinya dengan bekerja keras yaitu kaum buruh, ada yg makan rizqinya dengan menunggu yaitu pedagang yg menunggu lakunya barangnya. Adapun yg makan rizqinya dengan rasa mulya yaitu orang sufi yg merasa tidak ada perantara dengan Tuhan


.قال المصنف رحمه الله تعالی: ماقادك شئ مثل الوهم. ٧١
Tiada sesuatu yg dapat memimpin/menuntun engkau seperti angan-angan (bayangan yg kosong).Wahm: ialah tiap-tiap angan-angan terhadap sesuatu selain dari Allah, yg berarti angan-angan terhadap sesuatu yg tidak mungkin terjadi

.قال المصنف رحمه الله تعالی: أنت حرمماأنت عنه آيس وعبدلماأنت له طامع. ٧٢
Engkau bebas merdeka dari segala sesuatu yg tidak engkau butuhkan, dan engkau tetap menjadi hamba kepada apa yg engkau harapkan (inginkan).Andaikan tidak ada keinginan-keinginan yg palsu, pasti orang akan bebas merdeka tidak akan diperbudak oleh sesuatu yg tidak berarti (berharga).

Contohnya: Burung elang raja wali yg terbang tinggi diangkasa lepas, sukar seorang akan dapat menangkapnya, tetapi ia melihat sepotong daging yg tergantung pada perangkap, maka ia turun oleh sifat tamaknya dari angkasa itu, maka terjebak oleh perangkap itu sehingga ia menjadi permainan anak-anak kecil.

Fateh Al-Maushily ketika ditanya tentang contoh orang yg menurunkan syahwat hawa nafsu dan sifat tamaknya, sedang tidak jauh dari tempat itu ada dua anak yg sedang makan roti, yg satu hanya makan roti, sedang yg kedua makan roti dengan keju, lalu yg makan roti ingin keju, maka ia berkata pada temannya: Berilah kepadaku keju.jawab temannya: jika engkau suka saya jadikan anjingku, saya beri keju. jawab yg minta: Baiklah. Maka lalu diikat lehernya dengan tali sebagai anjing dan dituntun. Berkata Fateh kepada orang yg bertanya: Andaikata anak itu tidak tamak pada keju, niscaya tidak menjadi anjing.Terjadi ada seorang murid didatangi oleh gurunya, maka ia ingin menjamu gurunya, lalu ia ingin keluarkan roti tanpa lauk pauk, dan tergerak dalam hati murid sekiranya ada lauk pauknya tentu lebih sempurna. Kemudian setelah selesai dimakan oleh guru apa yg dihidangkan itu, bangunlah guru itu keluar tiba-tiba dibawa kepenjara untuk ditunjukkan berbagai macamnya orang-orang yg dihukum, baik yg dipukul atau dipotong tangan dan lain-lain, lalu berkata guru kepada muridnya: Semua orang-orang yg kau lihat itu, yaitu orang yg tidak sabar makan roti saja tanpa lauk pauk.Ada seorang yg baru dikeluarkan dari penjara, yg masih terikat kakinya dengan rantai ia minta-minta sepotong roti kepada orang, maka dikatakan oleh orang yg dimintai: Andaikan sejak dahulu engkau terima dengan sepotong roti, maka takkan terikat kakimu itu.Ada seorang melihat seorang hakim sedang makan dari rerontokan buah yg jatuh di sungai, maka orang itu berkata: Hai orang hakim, sekiranya engkau mau kerja pada raja tentu engkau tidak sampai makan rerontokan buah dalam sungai. maka dijawab oleh hakim: Andaikan engkau suka menerima makanan ini tidak usah menjadi buruhnya raja (budak)

.قال المصنف رحمه الله تعالی: من يقبل علی الله بملاطفات الإحسان قيدإليه بسلاسل الإمتحان. ٧٣
Siapa yg tidak suka menghadap (mendekat) kepada Allah dengan halusnya pemberian kurnia Allah, maka akan diseret supaya ingat kepada Allah dengan rantai ujian (bala'). 73)

Siapa yg tidak suka sadar dzikir kepada Allah ketika sehat afiat dan murah rizqi, maka akan dipaksa supaya dzikir ingat kepada Allah dengan tibanya bala' bencana. maka dalam kedua hal itu Allah berkenan akan menuangkan nikmat kurnia yg sebesar-besarnya kepada hambaNya.والله اعلم بالصواب
. الفاتحة

Tidak ada komentar:

Posting Komentar