Kamis, 03 September 2015

DOC.112. HUKUM MENGAMBIL UANG PEMBERIAN CALEG


HUKUM MENGAMBIL UANG PEMBERIAN CALEG

Fariq Sandi
27 April pukul 16:49
As wr wb saya hx px satu prtxaan bgmn sbnrx hukum mengambil uang pembrian salah satu caleg tau x lainx mengingat hal tu dah lumrah karna sampai saat ni jawbanx masih blum final da x mengharamkan n da x mnghallkan dg berbgai alasan tlog penjelasannya dari antum. Trm ksh.

JAWABAN :

Abina Syifa
ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ


Lansung saja

ﻟﻌﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﺮﺍﺷﻲ ﻭﺍﻟﻤﺮﺗﻲ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknatorang yang menyuap dan yang menerimasuap.” [HR. Abu Daud no. hadits 3580]

Juga hadits,

ﻭﻋﻦ ﺛﻮﺑﺎﻥ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻟﻌﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺍﺷﻲﻭﺍﻟﻤﺮﺗﺸﻲ ﻭﺍﻟﺮﺍﺋﺶ: ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻤﺸﻲ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat/mengutuk orang yang menyuap, yang menerimasuap dan orang yang menghubungkankeduanya.” [HR. Ahmad dalam bab MusnadAnshar radhiyallahu ‘anhum]

Sementara dalam Sunan at-Tirmidzi,Dari Abu Hurairah, ia berkata,

ﻟﻌﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﺮﺍﺷﻲ ﻭﺍﻟﻤﺮﺗﺸﻲﻓﻲ ﺍﻟﺤﻜﻢ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telahmelaknat orang yang menyuap dan yangmenerima suap dalam masalah hukum”. [HR. at-Tirmidzi no hadits 1351]

Setelah mengetahui dalil-dalil al-Quran dan as-Sunnah yang menegaskan tentang keharamanpraktik suap-menyuap (ar-Risywah) maka sudahdapat dipastikan bahwa pelaku, penerima danorang-orang yang terlibat dalam praktik suaptersebut tidak akan mendapatkan keuntunganmelainkan kecelakaan yang akan Allah berikankepadanya, jika tidak di dunia tapi pasti di akhirat.Akan tetapi, setelah jelasnya hukum akan perkaraini, masih saja ada orang-orang yang cobamemalingkan dan mengkaburkan hukumkeharaman suap-menyuap ini dengan berdalihbahwa yang diberikannya itu adalah hadiah atasbantuannya, atau uang lelah, dan ungkapanlainnya.Dengan alasan-alasan seperti itu juga telahterbantahkan oleh hadits yang banyak yang telahdiriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam, diantaranya,

ﻭﻣﻦ ﺷﻔﻊ ﻷﺧﻴﻪ ﺷﻔﺎﻋﺔ ﻓﺄﻫﺪﻯ ﻟﻪ ﻫﺪﻳﺔ ﻓﻘﺪ ﺃﺗﻰ ﺑﺎﺑﺎ ﻋﻈﻴﻤﺎﻣﻦ ﺍﻟﺮﺑﺎ

“Siapa saja yang menolong saudaranya kemudiandia dihadiahkan sesuatu maka ia telah masuk kedalam pintu besar dari Riba.” [HR. Ahmad dalamMusnadnya]

Tidak cukup dengan hadits tersebut, bahkanpenyusun kitab Shahih Bukhari, Abu Ismail al-Bukhari membuat bab khusus ﺑﺎﺏ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻟﻬﺪﻳﺔﻟﻌﻠﺔ (Bab Siapa saja yang tidak menerima hadiahkarena pekerjaan). Dalam bab tersebut, ImamBukhari menukil perkataan ‘Umar bin Abdul Azizradhiyallahu ‘anhu,

ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻬﺪﻳﺔ ﻓﻲ ﺯﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﺪﻳﺔ، ﻭﺍﻟﻴﻮﻡ ﺭﺷﻮﺓ

“Pada zaman Rasulullah pemberian itu dinamakanHadiah, maka zaman sekarang ini dinamakanrisywah (suap)”. [Shahih Bukhari]

Suap-menyuap bukanlah hal baru dalam Islam,karenanya banyak hadits dan atsar para sahabatradhiyallahu ‘anhum yang mencela bahkanmengutuk praktik suap-menyuap tersebut.Bahkan para ulama juga memberikan perhatianyang besar terhadap permasalahan ini,diantaranya adalah Ibnu Qudamah dalam kitabnyaal-Mughniy, ia berkata,

ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﺮﺷﻮﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﻭﺭﺷﻮﺓ ﺍﻟﻌﺎﻣﻞ ﻓﺤﺮﺍﻡ ﺑﻼ ﺧﻼﻑ

“Adapun suap-menyuap dalam masalah hukumdan pekerjaan (apa saja) maka hukumnya haram–tidak diragukan lagi-.Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkanbahwa para ulama telah mengatakan,”Sesungguhnya pemberian hadiah kepada waliamri—orang yang diberikan tanggung jawab atassuatu urusan—untuk melakukan sesuatu yangtidak diperbolehkan, ini adalah haram, baik bagiyang memberikan maupun menerima hadiah itu,dan ini adalah suap yang dilarang Nabisaw.” [Majmu’ Fatawa juz XXXI hal 161]

Asy-Syaukani dalam Nailul Authar berkata,

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻮﻛﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﻧﻴﻞ ﺍﻷﻭﻃﺎﺭ: ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺭﺳﻼﻥ ﻓﻲ ﺷﺮﺡﺍﻟﺴﻨﻦ: ﻭﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﺇﻃﻼﻕ ﺍﻟﺮﺷﻮﺓ ﺍﻟﺮﺷﻮﺓ ﻟﻠﺤﺎﻛﻢ ﻭﺍﻟﻌﺎﻣﻞﻋﻠﻰ ﺃﺧﺬ ﺍﻟﺼﺪﻗﺎﺕ، ﻭﻫﻲ ﺣﺮﺍﻡ ﺑﺎﻹﺟﻤﺎﻉ

“Ibnu Ruslan berkata dalam Syarhus Sunan,“Termasuk kemutlaqan suap-menyuap bagiseorang hakim dan para pekerja yang mengambilshadaqah, itu menerangkan keharamannya sesuaiIjma’.

ash-Shan’aniy dalam Subulussalam (2/24)

ﻭﺍﻟﺮﺷﻮﺓ ﺣﺮﺍﻡ ﺑﺎﻹﺟﻤﺎﻉ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻠﻘﺎﺿﻲ ﺃﻭ ﻟﻠﻌﺎﻣﻞ ﻋﻠﻰﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺃﻭ ﻟﻐﻴﺮﻫﻤﺎ، ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﻭﻻ ﺗﺄﻛﻠﻮﺍ ﺃﻣﻮﺍﻟﻜﻢﺑﻴﻨﻜﻢ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﻭﺗﺪﻟﻮﺍ ﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻜﺎﻡ ﻟﺘﺄﻛﻠﻮﺍ ﻓﺮﻳﻘﺎ ﻣﻦ ﺃﻣﻮﺍﻝﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺎﻹﺛﻢ ﻭﺃﻧﺘﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﻥ

“Dan suap-menyuap itu haram sesuai Ijma’, baikbagi seorang qadhi/hakim, bagi para pekerja yangmenangani shadaqah atau selainnya.Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan janganlahsebahagian kamu memakan harta sebahagianyang lain di antara kamu dengan jalan yang bathildan (janganlah) kamu membawa (urusan) hartaitu kepada hakim, supaya kamu dapat memakansebahagian daripada harta benda orang lain itudengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamumengetahui. [QS. Al-Baqarah: 188]


Tahkim Matas
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Disebutkan dalam Surat Al-Baqorah ayat 188
سُوۡرَةُ البَقَرَةوَلَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٲلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَـٰطِلِ وَتُدۡلُواْ بِهَآ إِلَى ٱلۡحُڪَّامِ لِتَأۡڪُلُواْ فَرِيقً۬ا مِّنۡ أَمۡوَٲلِ ٱلنَّاسِ بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (١٨٨)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan [janganlah] kamu membawa [urusan] harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan [jalan berbuat] dosa, padahal kamu mengetahui. (188) ash-Shan’aniy dalam Subulussalam (2/24)
ﻭﺍﻟﺮﺷﻮﺓ ﺣﺮﺍﻡ ﺑﺎﻹﺟﻤﺎﻉ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻠﻘﺎﺿﻲ ﺃﻭ ﻟﻠﻌﺎﻣﻞ ﻋﻠﻰﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺃﻭ ﻟﻐﻴﺮﻫﻤﺎ،
Dan suap-menyuap itu haram sesuai Ijma’, baikbagi seorang qadhi/hakim, bagi para pekerja yangmenangani shadaqah atau selainnya Asy-Syaukani dalam Nailul Authar berkata,
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻮﻛﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﻧﻴﻞ ﺍﻷﻭﻃﺎﺭ: ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺭﺳﻼﻥ ﻓﻲ ﺷﺮﺡﺍﻟﺴﻨﻦ: ﻭﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﺇﻃﻼﻕ ﺍﻟﺮﺷﻮﺓ ﺍﻟﺮﺷﻮﺓ ﻟﻠﺤﺎﻛﻢ ﻭﺍﻟﻌﺎﻣﻞﻋﻠﻰ ﺃﺧﺬ ﺍﻟﺼﺪﻗﺎﺕ، ﻭﻫﻲ ﺣﺮﺍﻡ ﺑﺎﻹﺟﻤﺎﻉ
“Ibnu Ruslan berkata dalam Syarhus Sunan,“Termasuk kemutlaqan suap-menyuap bagiseorang hakim dan para pekerja yang mengambilshadaqah, itu menerangkan keharamannya sesuaiIjma. maka dari itu kesimpulanya Arrosi wal murtasi finnar, orang yg menyogok dan yang disogok semuanya dimasukan kedalam neraka, demikian Wallahu a'lam Bisshowaf.


===================

DEMIKIAN YANG DAPAT KAMI SIMPULKAN SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN DAN KEKHILAFAN DAN KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH WALLAHU A'LAMU

MUSYAWWIRIN :Member Group Majlis Ta'lim Assalafiyah( MATAS )
PENELITI :
(1). Mhisyam Abbrori.
(2). Ach al faroby
(3). Ustadz Sultoni Arobbi
(4). Usatad atama paya
(5). Ustadz Abu haidar
(6). Ustadz Abdul Ghafur Masykur
( 7). Ustad 方安 .
(8). Ustad Lutfijaya
(9). Ustadzah Naila Mazaya
(10). Ustadzah Ema Riffah Mc


EDITOR : Ustadz Sultoni Arobbi

Link asal:https://m.facebook.com/notes/majlis-taklim-as-salafiyah-al-gasim-matas-/docmatas-112-hukum-mengambil-uang-pemberian-caleg/306208399540136/?refid=18



Tidak ada komentar:

Posting Komentar